Kamis, 31 Januari 2013

Macam macam ekosistem beserta ciri-cirinya

Diposting oleh Diyanti Wilasari di 22.24 0 komentar

MACAM-MACAM EKOSISTEM BESERTA CIRI-CIRINYA

Macam Ekosistem

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, yaitu ekosistem alam dan buatan. Secara garis besar ekosistem alam dibedakan men­jadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
1. Ekosistem Darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Ber­dasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat yaitu sebagai berikut.

Gurun

Gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

Ciri-ciri:
  1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
  2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
  3. Kelembaban udara sangat rendah
  4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0 C)
  5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).

- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Beberapa bioma gurun terdapat di daerah tropik (sepanjang garis khatulistiwa) yang berbatasan dengan padang rumput.

Padang Rumput

Padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.

Ciri-ciri:
  • Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
  • Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
  • Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:

- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan,
puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.

- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.

Hutan Hujan Tropik

Hutan tropis memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagi`n besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

Ciri-ciri:

  • Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
  • Matahari bersinar sepanjang tahun.
  • Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
  • Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.


- Flora: pada bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.

Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.

- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.

Hutan Gugur (Deciduous Forest)


Ciri khas hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

Ciri-ciri:

- Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan
musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan
tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim sem

Taiga & Tundra

Taiga


Taiga terdapat di belahan bumi se­belah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi.

Pertumbuhan tumbuhan di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, lumut kerak, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya karibou, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.
  
2. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Tumbuhan bersel satu yang hidup di air tawar mempunyai dinding sel kuat misalnya beberapa alga biru dan alga hijau. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar.
Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, mengatasi perbedaan tekanan osmosis dengan melaku­kan osmoregulasi untuk memelihara keseim­bangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, clan pencernaan.
Organisme dalam air dapat digolongkan berdasarkan aliran energi clan cara hidup.
1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan) dan fagotrof, yaitu karnivor predator, parasit, dan saproba atau organisme yang memakan sisa-sisa organisme.
2. Berdasarkan cara hidup, organisme di­bedakan sebagai berikut.
a) Plankton; terdiri atas fitoplankton dan zooplankton; melayang-layang (ber­gerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b) Nekton; hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c) Neuston; organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau berada pada permukaan air, misalnya serangga air.
d)Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e)Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosis­tem air tenang adalah danau dan rawa, terma­suk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luas. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah per­ubahan suhu yang drastis, disebut terrnoklirt. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat ber­
dekatan dengan tepi danau. Tumbuhan­nya merupakan tumbuhan air yang ber­akar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya dia­tom), berbagai siput dan remis, serangga, crustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik, angsa, dan mamalia yang sering mencari makan di danau.
b) Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini di­huni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan cyanobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
Zooplankton yang sebagian besar ter­masuk Rotifera dan udang-udangan kecil pemangsa fitoplankton. Zooplankton di­makan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura­kura, dan burung pemakan ikan.
c) Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikro­ba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.
d) Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berda­sarkan produksi materi organiknya, yaitu sebagai berikut.
a) Danau oligotrofik
Oligotrofik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
b) Danau eutrofik
Eutrofik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organ­isme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.
Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik dan endapan yang masuk. Perubahan ini juga dapat diper­cepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan popu­lasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut. Peristiwa seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.
Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan ter­bawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tumbuhan berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai ikan air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan lele dan gurame. Bebe­rapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura­kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.
Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh pipih dorso­ventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.
3.Ekosistem air laut
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.
1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plank­ton serta ikan.
Gerakan air dari pantai ke tengah menye­babkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan ter­bentulazya rantai makanan.
Habitat laut dapat dibedakan berdasar­kan kedalamannya dan wilayah permukaan­nya secara horizontal.
1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a)Litoral merupakan daerah yang ber­batasan dengan darat.
b) Neritik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya mata­hari sampai bagian dasar, dalamnya ± 300 meter.
c) Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2.500 meter.
d) Abisal merupakan daerah yang lebih jauh clan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000 m). Lihat Gambar 10.19.
2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut, laut dibedakan sebagai berikut.
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalam­an 200-1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c) Batiopelagik merupakan daerah jereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari ti­dak mampu menembus daerah iii. e) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produser di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang ter­tentu.
Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut.
Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengao cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, clan pengeluaran air dengan cara os­mosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.
2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptari struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi makanan bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pa­sang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivor dan karnivor, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan­ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput l aut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.
a) Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canavalia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaevola fruescens (babakoan).
b) Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baring­tonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thes­pesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina. Bila tanah di daerah pasang surut ber­lumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen.
Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acatlws, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh ada­lah: Heriticra, Lumnitzera, AcXicras, dan Cylocarpus. Lihat Gambar 10.21.
3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat ber­satunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Lihat Gambar 10.22.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, gang­gang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupa­kan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.
4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas khusus yang terdiri dari karang batu clan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga foto­sintesis dapat berlangsung.
Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro­organisme, dan ikan hidup di antara karang clan ganggang. Herbivor seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivor.
Ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
a. Bendungan
Suatu ekosistem buatan yang berupa bangunan penahan atau penimbun air untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi, pembangkit listrik.
b. Hutan tanaman industri
Hutan yang sengaja ditanami dengan jenis tanaman industri. Jenis tanaman yang umum ditanam adalah pinus, mahoni, rasamala,  dammar, dan jati seperti gambar disamping
c. Agroekosistem
Suatu ekosistem buatan berupa ekosistem pertanian, misalnya sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, perkebunan (teh, kopi kelapa sawit, dan karet), kolam tambak, ladang, dan pekarangan.

Bilangan oksidasi

Diposting oleh Diyanti Wilasari di 22.23 0 komentar


Bilangan Oksidasi Adalah sebuah bilangan yang ada dalam sebuah unsur dan menyatakan tingkat oksidasi dari unsur tersebut. Tingkat oksidasi ini dicapai dalam rangka pencapaian kestabilan unsur dan konfigurasi elektronnya mengikuti pola gas mulia. Sehingga ada kecenderungan bahwa bilangan oksidasi sama dengan jumlah elektron yang dilepas atau ditangkap oleh sebuah atom.
Beberapa aturan dalam penetapan bilangan oksidasi :
  1. Unsur yang ada dalam keadaan bebas di alam memiliki bilangan oksidasi 0 (nol), seperti Gas mulia (He, Ne, Ar dst), logam Cu, Fe, Ag, Pt dan lainnya Gambar 7.2.
  2. Molekul baik yang beratom sejenis dan yang tidak memiliki bilangan oksidasi 0 (nol). Molekul beratom sejenis misalnya N2, O2, Cl2, H2 dan lainnya. Untuk
    1. molekul yang tidak sejenis, misalnya NaCl, K2O, SO2, NO2, KCl, H2SO2 dan lain sebagainya. Untuk senyawa yang disusun oleh atom yang tidak sejenis, bilangan oksidasinya 0 (nol) merupakan jumlah dari bilangan oksidasi dari atom-atom penyusunnya perhatikan bagan 7.3.
    2. Logam-logam pada golongan IA bermuatan positif satu (+1).
    3. Atom-atom yang berada pada Gol VIIA Halogen meiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1).
    4. Bilangan oksidasi atom H, postif satu (+1) kecuali dalam senyawa hidrida, atom H berikatan dengan logam seperti NaH : Natrium hidrida, BaH2 : Barium hidrida, dalam senyawa ini atom memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1).
    5. Bilangan oksidasi atom Oksigen adalah negatif dua (-2), ada beberapa pengecualian dimana bilang oksidasi adalah positif dua (+2) pada molekul F2O, memiliki bilangan oksidasi negatif satu (-1) terdapat pada molekul H2O2 dan Na2O2.
Jumlah bilangan oksidasi dari satu molekul poliatom yang berbentuk ion, jumlah bilangan oksidasinya sama dengan muatan ionnya, sebagai contoh SO42-. Untuk atom Oksigen bilangan oksidasinya -2, sehingga terdapat muatan -8, karena selisih bilangan oksidasi antara atom O dan S adalah -2, maka bilangan oksidasi S adalah +6.

Minggu, 27 Januari 2013

Cara menghilangkan tanda lahir

Diposting oleh Diyanti Wilasari di 11.03 0 komentar
 Awalnya sih aku cuek sama tanda lahir di pipi
tapi setelah sma aku jadi minder..
akhirnya aku coba googling dan mencari solusinya
semoga aja berhasil..

Cara Menghilangkan Tanda Lahir di Wajah Secara Alami - Tanda lahir untuk sebagian besar kalangan awam merupakan bercak pada kulit yang dibawa sejak lahir. Tanda lahir disini bisa berupa tahi lalat, bercak hitam dan lain sebagainya. Sementara untuk kalangan medis, tanda lahir didefenisikan sebagai neonatus atau kelainan kulit, dimana satu atau lebih komponen normal kulit dijumpai dalam jumlah per unit area yang berupa pembuluh darah, pembuluh limfa, folike rambut, kelenjar keringan, limfa dan lain sebagainya.

Secara umum tanda lahir memang tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya. Tetapi ada kalanya juga tanda lahir bisa berkembang dan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Khusus pada bahasan kali ini tidak akan dibahas tentang tanda lahir yang berbahaya maupun tanda lahir yang berbahaya. Tetapi yang menjadi fokus kita adalah tentang bagaimana cara menghilangkan tanda lahir secara alami, khususnya tanda lahir yang ada di wajah.

Cara Menghilangkan Tanda Lahir di Wajah Secara Alami

Memang secara medis ada beberapa obat yang bisa menghilangkan tanda lahir. Namun kadang kala biaya menghilangkan tanda lahir yang cuku mahal bila dilakukan secara medis, membuat orang selau mencari resep menghilangkan tanda lahir yang berupa obat herbal.

Cara menghilangkan tanda lahir di wajah secara alami memang agak sulit dilakukan, namun demikian solusi ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang cukup sederhana sebagai berikut ini:

A. Menghilangkan Tanda Lahir dengan Jus Lemon

1. Ambil setengah cangkir jus lemon dan tuangkan ke dalam mangkuk. Lemon jus adalah agen pemutihan alami yang dapat membantu meringankan area gelap pada kulit, seperti tanda lahir.

2. Celupkan bola-bola kapas 1-3 dalam jus lemon. Tempelkan bola kapas pada bagian tanda lahir di wajah Anda. Gosoklah dengan gerakan melingkar pada bagian tanda lahir dengan jus lemon yang ada pada bola kapas dibagian tanda lahir Anda. Setelah digosok maka biarkan bola kapas berada pada bagian tanda lahir selama 15 menit.

3. Bilas dengan air hangat tanda lahir dan keringkan dengan menggunakan handuk. Ulangi perawatan ini tiga kali sehari selama empat minggu untuk hasil terbaik.

B. Menghilangkan Tanda Lahir dengan Minyak Zaitun

1. Ambil minyak zaitun sebanyak 1,5 cangkir. Minyak zaitun merupakan pelembab alami yang dapat membantu dalam pemulihan sel kulit yang rusak dan membuat permukaan kulit lebih lembut sekaligus dapat membantu mengurangi warna tanda lahir.

2. Buatlah bola kapas 1-3 dan celupkan kedalam minyak zaitun. Terapkan untuk tanda lahir. Gosok bola kapas dalam gerakan melingkar pada bagian tanda lahir selama lima menit.

3. Bilas dengan air hangat pada permukaan tanda lahir, kemudian keringkan dengan handuk. Lakukanlah pengobatan empat kali sehari selama enam minggu untuk hasil terbaik.

Catatan: Ingat, tanda lahir akan sangat sulit untuk dihapus secara alami. Seseorang harus memiliki kesabaran dan ulangi perawatan seperti yang direkomendasikan untuk hasil terbaik.

Selasa, 22 Januari 2013

5 contoh macam macam paragraf

Diposting oleh Diyanti Wilasari di 18.36 0 komentar


Paragraf Narasi merupakan salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita.

Contoh Paragraf Narasi :

Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Barat.
Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang merupakan ciri khas KOta Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu, bahkan jutaan Rupiah.

Paragraf Deskripsi : Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh Paragraf Deskripsi :

Pemandangan Pantai Parangtritis - Yogya sangat mempesona. di sebelah kiri terlihat tebing yang sangat tinggi dan di sebelah kanan kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang datang setiap saat. Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa bermain pasir dan merasakan hembusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. Disore hari, kita bisa melihat matahari terbenam yang merupakan momen sangat istimewa melihat matahari yang seolah-olah amsuk ke dalam hamparan air laut.

Paragraf Eksposisi : Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu dengan tujuan memberi informasi dan menambah wawasan.

Contoh Paragraf Eksposisi

Parangtritis adalah nama desa di kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di desa ini terdapat pantai Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di Yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup, Krakal dan Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya gunung-gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan cukup baik, mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan souvenir khas Parangtritis. Selain itu ada pemandian yang disebut parang wedang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit kulit, air dari pemandian tersebut mengandung belerang yang berasal dari pengunungan di lokasi tersebut. Air panas dari parang wedang dialirkan ke pantai parangtritis untuk bilas setelah bermain pasir dan juga mengairi kolam kecil bermain anak-anak. Di Parangtritis ada juga ATV, kereta kuda & kuda yang dapat disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat. selain itu juga parangtritis sebagai tempat untuk olahraga udara/aeromodeling.

Paragraf argumentasi adalah sebuah paragraf yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca. Selain itu, paragraf tersebut dikembangkan dengan pola pengembangan sebab akibat. Hubungan sebab akibat mula-mula bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui, kemudian bergerak maju menuju suatu kesimpulan sebagai efek atau akibat. Efek yang muncul dapat berupa efek tunggal dan efek jamak (bersama-sama)

Contoh Paragraf Argumentasi

Pendidikan gratis hanya janji yang bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Saat pemilihan usai akan lain ceritanya. Anak-anak miskin di kota, desa, dan pedalaman tetap mengalami kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan sekolah berlomba-lomba meningkatkan sarana dan prasaran dengan jalan menaikkan pungutan dengan dalil sumbangan pendidikan, uang gedung, dan lain-lain karena biasanya masyarakat perkotaan lebih memilih sekolah yang mempunyai sarana pendidikan yang baik sehingga mereka tidak akan segan untuk membayar mahal demi memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Sebaliknya di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan kepada orang tua siswa karena tidak ada lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Para siswa harus puas dengan kondisi fasilitas pendidikan yang jauh dari kata layak.

Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Paragraf persuasi bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi terpengaruh, maka penulis harus melampirkan bukti dan data-data pendukung.

Contoh Paragraf Persuarsi

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat penting di abad ke-21 ini. Indonesia sebagai negara berkembang, masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggungjawab seluruh komponen bangsa untuk membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.

Makalah Pernikahan Dini.

Diposting oleh Diyanti Wilasari di 18.34 0 komentar



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
            Pernikahan dini banyak terjadi dari dahulu sampai sekarang. Kebanyakan para pelaku pernikahan dini tersebut adalah remaja desa yang memiliki tingkat pendidikan kurang. Remaja desa kebanyakan malu untuk menikah pada umur 20 tahun keatas. Anggapan remaja desa lebih memungkinkan untuk menikah diusia muda karena disana ada anggapan atau mitos bahwa perempuan yang berumur 20 tahun keatas belum menikah berarti “Perawan Tua”. Persoalan mendasar dari seorang anak perempuan yaitu ketika dia memasuki usia dewasa, banyak orang tua menginginkan anaknya untuk tidak menjadi perawan tua. Menjadi perawan tua bagi kebanyakan masyarakat dianggap sebagai bentuk kekurangan yang terjadi pada diri perempuan. Untuk itu, dalam bayangan ketakutan yang tidak beralasan banyak orang tua yang menikahkan anaknya pada usia muda. Kondisi itulah yang menjadikan timbulnya persepsi bahwa remaja desa akan lebih dulu menikah dari pada remaja kota. Anggapan-anggapan tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat mengenai pentingnya pendidikan bagi remaja.

Menurut Dadang (2005), banyak kasus perceraian merupakan dampak dari mudanya usia pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah. “Kebanyakan yang gagal itu karena kawin muda”. Dalam alasan perrceraian tentu saja bukan karena alasan menikah muda, melainkan alasan ketidakcocokan dan sebagainya. Tetapi masalah tersebut tentu saja sebagai salah satu dampak dari perkawinan yang dilakukan tanpa kematangan usia.
Pernikahan usia dini akan berdampak pada kualitas anak, keluarga, keharmonisan keluarga dan perceraian. Karena pada masa tersebut, ego remaja masih tinggi.Dilihat dari aspek pendidikan, remaja Di Dusun Nglamuk mayoritas lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Kebanyakan dari mereka tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dikarenakan faktor sosial budaya dan tingkat pendidikan rata-rata orang tua mereka juga rendah, sehingga kurang mendukung anak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan permasalahan:
                                                      1.            Adakah pengaruh pendidikan terhadap keputusan remaja Dusun Nglamuk untuk melakukan pernikahan dini?
                                                      2.            Faktor apa yang menyebabakan banyaknya pernikahan dini di Dusun Nglamuk?

C.    TUJUAN
                              1.            Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh pendidikan terhadap keputusan remaja Dusun Nglamuk dalam memutuskan untuk menikah dini.
                              2.            Mengetahui faktor yang menyebabkan banyaknya pernikahan dini di Dusun Nglamuk.

D.    MANFAAT
                              1.            Manfaat teoritis
                        Mengetahui pengetahuan akan pentingnya pendidikan bagi remaja agar tidak terburu-buru melakukan pernikahan dini..
                              2.            Manfaat Praktis
                        Bagi masyarakat umum, menambah wawasan bagi masyarakat mengenai seluk-beluk pernikahan dini. Serta membentuk keluarga bahagia dengan meminimalkan banyaknya pernikahan dini bagi yang belum matang usianya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Penelitian terdahulu
            Mengakarnya pernikahan usia dini ini terkait dengan masih adanya kepercayaan kuat tentang mitos anak perempuan. Fenomena pernikahan diusia dini masih menjadi kultur masyarakat Indonesia. Para orang tua ingin mempercepat perkawinan dengan berbagai alasan ekonomi, sosial, anggapan tidak penting pendidikan bagi anak dan pandangan negatif terhadap status perawan tua. Padahal pada usia remaja sekitar lulusan SMP dan SMA sebenarnya anak belum siap secara psikis dan sosial untuk membentuk keluarga. Kesiapan psikis yaitu yang berkaitan dengan rasa aman, kasih sayang, dengan cara menjaga lisan dan mengendalikan emosi agar tidak terjadi perselisihan paham antar pasangan, memberikan perlindungan terhadap pasangan, saling memahami karakter pasangan masing-masing, bersikap sabar dalam mengelola keluarga, aktif mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat, memiliki pekerjaan serta tidak menggantungkan hidup kepada orang tua. Sedangkan kesiapan sosial pasangan menikah muda adalah kemampuan berinteraksi dengan masyarakat secara wajar dan optimal dengan cara tidak membatasi diri dalam lingkup sosialisasi dengan masyarakat di lingkungan tempat mereka tinggal. Dengan kurangnya kesiapan-kesiapan tersebut Undang-Undang harusnya tegas karena banyak hak-hak remaja yang dikorbankan.
            Faktor penyebab pernikahan usia dini masyarakat Desa Nglamuk, Kelurahan Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung, diantaranya: Perkawinan terjadi karena orang tuanya takut anaknya dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan, hal tersebut dikarenakan mitos-mitos yang marak dikalangan masyarakat tersebut. Sifat kolot orang jawa yang tidak mau menyimpang dari ketentuan adat, karena disana adat menikah diusia muda sudah menjadi kebiasaan dari dulu sampai sekarang. Kebanyakan orang desa Desa Nglamuk, Kelurahan Legoksari, Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung mengatakan bahwa mereka itu mengawinkan anaknya begitu muda hanya karena mengikuti adat kebiasaan saja. Rendahnya tingkat pendidikan maupun pengetahuan orang tua, anak dan masyarakat, menyebabkan adanya kecenderungan mengawinkan anaknya yang masih dibawah umur, mareka tidak memepedulikan bahkan tidak mengerti keuntungan maupun kerugian/ dampak negatif yang ditimbulkan dari menikah pada usi dini. Para orang tua yang masih belum paham pentingnya pendidikan memaksa anak mereka untuk segera menikah. Hal itu biasanya terjadi setelah remaja lulus SMP atau SMA. Mereka menganggap, melanjutkan pendidikan tinggi itu tidak penting. Bagi mereka, lulus SMP dan SMA saja sudah cukup, tidak perlu ke perguruan tinggi. Disana ada beberapa pasangan yang menikah di usia dini karena adanya faktor paksaan dari orang tua mereka.
            Pada dasarnya, rumah tangga dibangun atas komitmen bersama dan merupakan pertemuan dua pribadi berbeda. Namun, hal ini sulit dilakukan pada pernikahan usia muda. Hal tersebut memacu terjadinya konflik yang bisa berakibat pisah rumah, atau bahkan perceraian. Itu semua karena emosi remaja masih labil. Tanpa disadari ada banyak dampak dari pernikahan dini. Ada yang berdampak bagi kesehatan, adapula yang berdampak bagi psikis dan kehidupan keluarga remaja. Dampak psikisnya yaitu sibuknya seorang remaja menata dunia yang baginya sangat baru dan sebenarnya ia belum siap menerima perubahan ini. Positifnya, ia mencoba bertanggung jawab atas hasil perbuatan yang dilakukan bersama pacarnya. Hanya satu persoalannya, pernikahan usia dini sering berbuntut perceraian. Kestabilan emosi umumnya terjadi pada usia 24 tahun, karena pada saat itulah orang mulai memasuki usia dewasa. Masa remaja, boleh di bilang baru berhenti pada usia 19 tahun. Dan pada usia 20 - 24 tahun dalam psikologi, dikatakan sebagai usia dewasa muda. Pada masa ini, biasanya mulai timbul transisi dari gejolak remaja ke masa dewasa yang lebih stabil. Maka, kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun secara emosi si remaja masih ingin bertualang menemukan jati dirinya. Kalau keadaan tersebut terjadi, didalam keluarga ada anak, si istri harus melayani suami dan suami tidak bisa ke mana-mana karena harus bekerja untuk belajar tanggung jawab terhadap masa depan keluarga. Ini yang menyebabkan gejolak dalam rumah tangga sehingga terjadi perceraian, dan pisah rumah. Dampak psikis yang lain yaitu Depresi berat atau neoritis depresi akibat pernikahan dini ini, bisa terjadi pada kondisi kepribadian yang berbeda. Pada pribadi yang tertutup akan membuat si remaja menarik diri dari pergaulan.
B.     Hakeket Pernikahan
            Perkawinan atau pernikahan adalah akad atau persetujuan antara calon suami dan calon istri karenanya berlangsung melalui ijab dan qobul atau serah terima. Apabila akad nikah tersebut telah dilangsungkan, maka mereka telah berjanji dan bersedia menciptakan rumah tangga yang harmonis, akan sehidup semati dalam menjalani rumah tangga bersama-sama (Thoha Nasruddin, 1976).Pengertian lain mengartikan perkawinan adalah hidup bersama dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang memenuhi syarat-syarat  tertentu (Wiryono, 1978).
            Banyak definisi pernikahan selain yang telah disebutkan, diantaranya Pengertian pernikahan yaitu akad antara calon pengantin pria dengan pihak calon pengantin wanita yang bukan muhrimnya (Mufid,2002:43). Sedangkan pengertian lain nikah adalah suatu akad yang dangannya menjadi halal hubungan seksual antara pria dan wanita (Ramulyo, 2004). Dia menyimpulkan bahwa hakikat dari pernikahan merupakan suatu perjanjian saling mengikat antara laki-laki dan perempuan dengan suka rela untuk mewujudkan kebahagiaan dalam rumah tangga. Pernikahan dalam islam ialah suatu akad atau perjanjian mengikat antara seorang laki-laki dan perempuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara kedua belah pihak dengan sukarela dan kerelaan kedua belah pihak merupakan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang dan ketentraman (sakinah) dengan cara-cara diridhoi Allah SWT. (Ihsan, 2008).
            Berdasarkan pengertian pernikahan dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pernikahan merupakan suatu perjanjian (akad) saling mengikat yang dilangsungkan oleh laki-laki dan perempuan untuk membentuk komitmen berkeluarga, menciptakan keluarga yang harmonis.
C.    Pernikahan Dini
            Pernikahan dini banyak dijumpai dalam masyarakat, terutama pada masyarakat pedesaan. Jika mengacu pada UU Perkawinan, usia ideal itu 21 tahun, namun toleransi bagi yang terpaksa menikah di bawah usia 21 tahun ada batas 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk laki–laki dengan persetujuan wali. Jika mengacu pada UU Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002, perkawinan di usia 18 tahun ke bawah termasuk pernikahan dini.
            Pernikahan dini adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan (Nukman, 2009). Sehinga seharusnya pernikahan dilakukan pada saat remaja sudah memasuki usia dewasa, karena ketidaksiapan dalam pernikahan berdampak pada kehidupan berumah tangga. Kurangnya pendidikan dapat memicu terjadinya pernikahan usia dini, karena tanpa dibekali pendidikan yang cukup remaja tidak bisa berpikir panjang dalam menentukan pilihan sehingga memilih untuk cepat-cepat menikah.
            Fenomena pernikahan dini banyak terjadi dikalangan masyarakat dan bukan merupakan fenomena yang muncul belakangan ini, tapi sudah banyak terjadi dari dulu hingga sekarang. Fenomena tersebut juga sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang, bahkan sudah membudaya disuatu masyarakat, salah satunya di Desa Nglamuk, temanggung. Pernikahan dini dilakukan oleh para pasangan yang berumur kurang dari 20 tahun yang mungkin terjadi karena faktor-faktor tertentu.
            Pengertian pernikahan dini secara umum, pernikahan dini yaitu: merupakan instituisi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga. Pengertian pernikahan dini tentunya tidak sebatas pengertian secara umum saja, tapi juga ada pengertian lain, pengertian pernikahan dini diantaranya: Pernikahan dini adalah sebuah nama yang lahir dari komitmen moral dan keilmuan yang sangat kuat, sebagai sebuah solusi alternative (Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,1983). Artinya, pernikahan dini bisa dilakukan sebagai solusi untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan dikalangan remaja.
D.    Pengaruh Pendidikan Terhadap Pernikahan Dini
            Suatu pernikahan secara tidak langsung telah membelenggu kebebasan seseorang, karena di dalam pernikahan terdapat tanggung jawab untuk tetap menjaga keutuhan rumah tangganya. Hal itu menjadi pertimbangan yang signifikan untuk memutuskan untuk menikah. Pendidikan merupakan salah satu variabel yang dijadikan pertimbangan-pertimbangan yang mengaburkan keputusan menikah, apalagi menikah dini.
            Implikasi pendidikan yang berdasarkan pendapat Freud: “Pendidikan adalah suatu untuk memperhalus dan membudayakan dorongan-dorongan kelamin sesuai dengan harapan masyarakat”. Memperdalam ilmu dalam dunia pendidikan seringkali membuat orang melupakan kehidupan pribadinya. Seseorang tidak memikirkan kebutuhan biologisnya dikarenakan kesibukan yang mengisi kesehariannya.
            Tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan pemahaman secara matang kepada individu untuk memilih atau memutuskan suatu hal. Individu tersebut tidak menginginkan jika hal yang buruk yang tidak diinginkan menimpa dirinya akibat dari keputusan yang telah diambil olehnya. Kalau pernikahan dilakukan di bawah 20 tahun, maka secara emosi remaja masih ingin berpetualang menemukan jati dirinya.
            Kurangnya pendidikan bisa dikarenakan faktor ekonomi, dari faktor ekonomi inilah seseorang tidak mampu melanjutkan pendidikan dan juga dikarenakan oleh keluarga yang relative besar. Selain itu faktor sosial budaya juga mempengaruhi kurangnya pendidikan, mungkin pendidikan masyarakat di lingkungan sekitar yang tergolong rendah menyebabakan para remaja malas melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
            Usia perkawinan di pedesaan lebih muda dari pada di perkotaan (Dellyana, 1988). Pernikahan dini yang terjadi di desa biasanya disebabkan karena tingkat pendidikan yang rendah. Menurut David Popenoe dalam Abu Ahmadi (1991:182), fungsi pendidikan ialah (1) transmisi kebudayaan, (2) menolong individu memilih dan melakukan peranan sosial, (3) menjamin integrasi sosial, (3) sebagai inovasi sosial. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan pemahaman secara matang kepada individu untuk memilih atau memutuskan suatu hal. Individu tersebut tidak menginginkan jika hal yang buruk yang tidak diinginkan menimpa dirinya akibat dari keputusan yang telah diambil olehnya.
            Dari penelitian sebelumnya di Indonesia pernikahan dini 50-20% dilakukan oleh pasangan baru. Biasanya pernikahan dini dilakukan oleh pasangan muda yang rata-rata umurnya 18, 19, dan 20 tahun. Secara nasional pernikahan dini dengan usia pengantin di bawah usia16 tahun sebanyak 26,9% (Jalu,2004).
            Dampak yang bisa ditimbulkan akibat pernikahan dini tersebut bermacam-macam. Mungkin awalnya secara fisik anak bisa lebih cepat matang dan dewasa, namun dari segi lain yaitu segi psikis, ekonomi, agama, sosial, maupun bentuk kemandirian lainnya belum tentu mampu membangun komunitas baru bernama keluarga, disebabkan emosi diusia remaja yang belum stabil. Bila dikaji lebih dalam lagi, fenomena pernikahan usia dini akan beruntut pada masalah-maslah sosial. Sebut saja kehamilan yang tidak diinginkan/ ketidaksiapan untuk membentuk keluarga baru yang ujungnya berakhir dengan perceraian, tindak kriminal aborsi, serta perilaku menyimpang lainnya. Dari segi finansial, usia remaja juga menimbulkan persoalan,yaitu dari sisi pendidikan yang minim. Karena minimnya pendidikan, pekerjaan semakin sulit didapat dan hal tersebut dapat berpengaruh pada pendapatan keluarga.


BAB II
LANDASAN TEORI

            Fenomena pernikahan dini bisa dikaji dengan teori Interaksionisme simbolik Max Weber. Dilihat dari pandangan Weber, pernikahan dini terjadi karena individu–individu melakukan tindakan–tindakan yang berarti. Sesuai dengan tipe–tipe tindakan sosial Max Weber, yaitu rasionalitas instrumental, rasionalitas yang berorientasi nilai, tindakan tradisional, dan afektif.
            Titik tolak baginya adalah mengenai individu yang bertidak yang tindakan-tindakannya itu hanya dapat dimengerti menurut arti subyektifnya. Kenyataan sosial baginya pada dasrnya terdiri dari tindakan-tindakan sosial individu. Titik tolak Weber pada tingkat individual mengingatkan kita bhwa struktur sosial atau sistem budaya tidak dapat dipikirkan sebagai sesuatu yang berada secara terlepas dari individu yang terlibat di dalamnya. Pemahaman terhadap tindakan sosial dilakukan dengan meneliti makna subyektif yang diberikan individu terhadap tindakannya, karena manusia bertindak atas dasar makna yang diberikannya pada tindakan tersebut.
            Fenomena pernikahan dini dihubungkan dengan teori Weber dapat dinyatakan bahwa pernikahan dini tersebut merupakan symbol dari reaksi individu karena adanya keinginan individu tersebut untuk melakukannya. Ada tiga hal penting dalam interaksionisme  simbolik menurut filsafah pragmatis yakni (1) memusatkan perhatian pada interaksi antar aktor dan dunia nyata yang lebih dikenal denan dialektika, (2) memendang baik aktor dan dunia nyata sebagai proses dinamis dan bukan struktur yang statis, (3) dan arti penting yang menghubungkan kepada kemampuan aktor untuk menafsirkan kehidupan sosial.
            Teori Interaksionisme simbolik menurut Geroge Herbert Mead George Herbert Mead, yang berpendapat bahwa manusia merupakan makhluk yang paling rasional dan memiliki kesadaran akan dirinya. Di samping itu, George Herbert Mead juga menerima pandangan Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi perilaku atau tindakan manusia, dan dorongan-dorongan tersebut mempunyai sifat sosial. Di samping itu, George Herbert Mead juga sependapat dengan Darwin yang menyatakan bahwa komunikasi adalah merupakan ekspresi dari perasaan George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh idealisme Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan pihak lain. Sehubungan dengan ini, George Herbert Mead berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menanggapi diri sendiri secara sadar, dan kemampuan tersebut memerlukan daya pikir tertentu, khususnya daya pikir reflektif. Pada interaksi, hubungan di antara gerak serta isyarat tertentu dan maknanya mempengaruhi pikiran pihak-pihak yang sedang berinteraksi. Dalam terminologi Mead, gerak-isyarat yang maknanya diberi bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam interaksi adalah merupakan “satu bentuk simbol yang mempunyai arti penting”. Kata-kata dan suara-lainnya, gerakan-gerakan fisik, bahasa tubuh (body langguage), baju, status, kesemuanya merupakan simbol yang bermakna. 
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Dengan variasi metode yang dimaksud adalah dengan menggunakan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. (Arikunto, 2006: 160)
A.    Populasi dan Sampel Penelitian
·         Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Arikunto, 2006: 131). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Desa Nglamuk, temanggung.
·         Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 18). Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa warga Desa Nglamuk, temanggungyang melakukan pernikahan dini.
B.     Variabel Penelitian
Variabel penelitian harus mengandung variabel yang jelas sehingga memberikan gambaran data dan informasi apa yang diperlukan untuk menentukan masalah tersebut. Variabel adalah subyek yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002: 94).Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan dan keputusan melakukan pernikahan dini.
C.     Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto, 2006: 222). Tujuan dari pengumpulan data adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliable yang berkaitan dengan penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang benar dan dapat dipercaya untuk dijadikan data. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif. Setelah mengetahui data kuantitatif yang diperlukan selanjutnya adalah menentukan metode pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sesuai yaitu menggunakan metode observasi, angket atau kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
1.      Metode Observasi
Menurut arikunto, (1998: 231), observasi adalah pengamatan secara langsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk meneliti secara langsung mendatangi objek yang akan diteliti.
2.      Metode Angket atau Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 151). Kuesioner dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuesioner instrument yang dipakai adalah angket atau kuesioner.
3.      Metode Wawancara
Wawancara atau interview yaitu wawancara dimana peneliti melakukan tatap muka dengan responden untuk memperoleh informasi dari responden tersebut. Menurut Margono (2005: 165) wawancara atau interview adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
4.      Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data yang berupa catatan tertulis dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai bukti yang resmi (Arikunto, 1998: 131)
D.    Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data adalah suatu cara dalam penelitian untuk mencari dan mengumpulkan data. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1.      Tahap Persiapan
Dengan langkah-langkah berikut:
·         Penentuan sampel
·         Teknik pengambilan sampel
·         Tempat penelitian
·         Obyek penelitian
·         Waktu penelitian
·         Pengambilan data
2.      Tahap Pelaksanaan penelitian
E.     Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam proses penelitian karena dapat berfungsi untuk menyimpulkan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dalam beberapa tahap analisis.
1. Analisis Data Tahap Awal
2. Analisis Data Tahap Akhir


DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Ph.D. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi Prof. Dr. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reinka Cipta.
Idrus, Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gelora Aksara Pratama
Salim, Agus. 2007. Teori sosiologi klasik dan modern , sketsa pemikiran awal. Semarang: UPT UNNES PRESS.
Ichsan, Ahmad. 1986. Hukum Perkawinan bagi yang Beragama Islam, Suatu Tinjauan dan Ulasan secara Sosiologi Hukum. Jakarta: Pradia Paramita.
Ali,  Ash-Shobuni. 2008. Pernikahan Islam. Solo: Mumtaza.
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Asmin. 1986. Status Perkawinan Antar Agama tinjauan dari undang-undang perkawinan No.1/1974. Jakarta: PT Dian Rakyat.


 

Diyanti Wilasari Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea